SELAMAT DATANG
Nama : Merci Ariandini

NPM/Kelas : 26209417 / 4EB05

Gunadarma University

Sabtu, 07 Mei 2011

Arti Sahabat

“Anggi,, Anggi….!!”terdengar ada yang memanggilku di lorong sekolah. Namun aku tidak tahu siapa yang memanggilku , sejenak ku berhenti dan melihat ke belakang untuk mencari tahu siapakah yang memanggilku. Setelah ku menoleh,, ternyata Suci lah yang memanggilku. Aku bertanya pada Suci, “Ada apa Ci? Sepertinya ada yang ingin kamu katakan?”
“Ya, aku harap kamu tidak akan kecewa mendengar kabar dariku.” Jawab Suci.
Dengan penuh rasa penasaran, aku pun langsung bertanya kepada Suci. “Katakanlah Suci, jgn buatku penasaran.!” Ujar aku.
“Tapi kamu janji Nggi, kamu harus sabar mendengar berita ini.!” Kata Suci.
“Iya, aku janji. Tapi kenapa kamu begitu serius Suci? Ada apa yang sebenarnya?” Tanya Aku. Lalu Suci menceritakan hal yang sebenarnya terjadi padaku.
“Hmmm,Anggi, sebenarnya aku tak ingin memberi tahumu karena aku takut kamu kecewa bila mendengarnya.” Kata Suci. Sejenak berhenti dan melanjutkan pembicaraannya.
“Anggi,tadi aku di mintai tolong oleh ibu Dini untuk memberitahu mu bahwa tadi ibu mu telepon ke sekolah dan mengabarkan ayahmu baru saja meninggal.”
“Tidak,tidak mungkin…!”
”Teriakku.Dan gak terasa air mataku telah jatuh di pipiku.Suci terus memberikan dukungan untuk ku agar bisa menerima kenyataan bahwa ayah telah meninggal dan aku harus bisa menjalani kehidupan ku di masa depan, namun aku antara sadar dan tidak sadar.
Sudah seminggu ayah meninggal,aku tetap saja tidak menerima kenyataan kalau ayah sudah meninggal bahkan aku sampai marah ke tuhan ,karna aku menganggap tuhan jahat telah memisahkan aku dan ayah selamanya. Ketika seminggu telah berlalu ayah meninggal,aku dikelas merenung dan tidak ingin diganggu oleh siapapun termasuk Suci sahabatku. Waktu istirahat tiba Suci tetap saja menghampiriku, untuk mengajakku ke kantin namun aku menolak ajakannya.”
Suci, tolong jangan ganggu aku dulu, aku sekarang ingin menyendiri.”Suci menjawab.”
“Anggi kamu kenapa? Kamu jangan berlarut dalam kesedihan, karena bila berlarut dalam kesedihan kamu tidak bisa menjalani kehidupanmu sekarang dan di masa depan.” Kata Suci.
Sesudah Suci berbicara, ia langsung pergi ke kantin.
“Benar yang dibilang Suci tadi.” Tapi, dia kan nggak tahu apa yang kurasakan sekarang. Coba dia kehilangan ayah, apakah dia bisa tegar? tidak seperti aku.” Gumamku di dalam hati.”
“Anggi…lo Anggi kan ?” Terdengar suara pria dari pintu kelas ku, aku terheran siapakah pria tersebut yang memanggilku padahal aku tidak kenal dengan dia.Aku pun menjawab” Ya,gue Anggi,lo siapa? Tahu nama gue dari siapa? Ada perlu apa panggil gue??”
“Pria tersebut menjawab sambil mengulurkan tangan” Andhika, kelas XI IPS 4. Gue tahu nama lo dari Bram. Gue boleh gak kenalan sama lo? Gue cuma mau jadi teman lo aja kok,bolehkan? Aku pun terheran-heran, mengapa dia mengenalku.” Ok, boleh ko temanan sama gue, tapi lo jangan macam-macam ya sama gue!” Kataku.
Keesokan harinya, aku dan Andhika ketika istirahat ke kantin bersama, ternyata teman-teman Andhika termasuk Bram juga sudah menunggu kami di kantin.
”Hey bro…lama banget lo!! pacaran mulu lo akh, haha,” ujar Bram.
Andhika langsung mengenalkan ke mereka bahwa aku dan Andhika kemarin baru saja saling mengenal. Andhika dan kawan-kawan, ketika pulang sekolah menghampiri ke kelas ku untuk mengajakku pulang bersama-sama dengan mereka.
“Anggi,kamu sombong sekarang sama aku, aku mengajak kamu ke kantin dan pulang sekolah bareng, kamu gak mau. Giliran sama mereka, kamu marah sama aku? Salah aku apa?” Terdengar suara Suci dari belakangku, tapi aku gak menjawab pertanyaan Suci tersebut aku dan aku langsung meninggalkan Suci.
Sudah dua bulan aku dekat dengan mereka, aku merasakan ada yang aneh dengan mereka. Mereka mengajakku untuk keluar rumah malam-malam, menyuruhku untuk meminum alcohol bahkan menawarkan aku narkoba, namun aku menolak untuk memium alcohol maupun memakai narkoba. Akibat aku bergaul dengan mereka, aku selalu terlambat datang ke sekolah sebelum beristirahat. Tapi guruku sudah keluar dari kelas, Suci menghampiriku” Anggi, boleh aku bicara denganmu? Aku tidak ganggu kan?” Aku menjawab” Boleh kok ci… Kamu tidak ganggu, silahkan saja kamu mau bicara apa?” Suci terdiam sejenak” Kamu belakangan ini berbeda sekali, aku merasakan kalau kamu bukan Anggi yang aku kenal, kamu kenapa nggi?” Aku menjawab pertanyaan Suci dengan terharu” Suci…maafkan aku,belakangan ini aku telah menjauhkanmu. Aku sekarang menyesal telah mengenal mereka, karna mereka mengajakku untuk berbuat yang melanggar perintah tuhan. Aku juga sekarang mengerti betapa pentingnya sahabat seperti kamu.” Suci pun menjawab” Nggi, aku juga sekarang mengerti pentingnya sahabat seperti kamu. Aku berharap kita menjadi sahabat selamanya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar